Senin, 19 Oktober 2009

Tempointeraktif.Com - Des

Kamis, 15 Oktober 2009

Mengenang rendra di London

WS Rendra
Kamis, 15 Oktober 2009 | 19:02 WIB

LONDON, KOMPAS.com — Rahasia hubungan Rendra dan Rusia terkuak dalam Malam Mengenang Rendra yang digelar masyarakat Rusia pecinta Indonesia yang tergabung dalam Masyarakat Nusantara dan Lembaga Persahabatan Indonesia-Rusia di Pusat Perpustakaan Ketimuran yang berseberangan dengan Kremlin, Moskwa.

"Malam Mengenang Rendra yang diisi dengan pembacaan puisi-puisinya dihadiri mahasiswa jurusan Indonesia dari berbagai perguruan tinggi di ibu kota Rusia," ujar Counselor KBRI Moskwa, M Aji Surya, kepada koresponden Antara London, Kamis.

Dia mengatakan, mahasiswa dan dosen serta pencinta Indonesia membaca sajak karya WS Rendra dengan gaya masing-masing, di antaranya dengan membacakan terjemahannya dalam bahasa Rusia.

Menurut Aji Surya, aliran puisi Rendra yang dibawakan tanpa teks di malam musim gugur tersebut terasa menggigit dalam ruangan berarsitektur Italia yang seolah di Indonesia.

"Saya tidak kenal pribadi Rendra, tapi saya mengaguminya," ujar Dosen Institut Hubungan Internasional Moskwa, Savchenkov Sergei, dalam bahasa Indonesia yang fasih.

Sementara itu, Profesor Vilen V Sikorsky, yang sempat bertemu dengan Rendra, mengatakan bahwa "Si Burung Merak" sebenarnya mengagendakan bahwa ia akan berkunjung ke Moskwa dan St Petersburg pada musim gugur tahun ini.

"Ia ingin memperkenalkan Ken Zuraeda dengan Rusia yang selama ini selalu dikenangnya," kata Prof Vilen yang sempat berjumpa Rendra untuk terakhir kalinya beberapa bulan lalu.

Profesor Villen mengisahkan kunjungan Rendra ke Rusia untuk mengikuti Festival Pemuda dan Mahasiswa.

Pada masa itu, Rendra berumur 21 tahun. Namanya sudah berkibar berkat buku sajaknya berjudul Balada Orang-Orang Tercinta yang mendapat penghargaan tingkat nasional.

Rendra menulis penderitaan masyarakat akibat gejolak revolusi kemerdekaan. "Itulah sebabnya, pimpinan Lekra memasukkan sang pujangga dalam rombongan Festival Pemuda dan Mahasiswa yang digelar di Moskwa tahun 1957," ujar Villen.

Menurut Villen, Rendra saat itu merasa asing di tengah rombongan yang terdiri dari politisi muda, dan merasa frustrasi karena tidak berpengalaman dalam urusan politik.

Selama festival, Rendra sering melarikan diri dari asrama tempat tinggal rombongan Indonesia dan lebih senang mengelilingi Moskwa yang digambarkan dalam sajaknya "Sretenki Boulevard", "Sajak Sepatu Tua", "Sungai Moskwa", dan "Gereja Ostankino".

Dalam sajak "Sebuah Restoran, Moskwa", Rendra bercerita tentang vodka, kaviar, dan wanita muda.

Menurut Villen, Rendra mengaku bahwa dalam dirinya mengalir darah Rusia. Neneknya adalah keturunan Rusia, atau setidaknya berasal dari kerajaan di Rusia.

Ia mengatakan, pada akhir abad ke-19, sebuah orkes keliling dari Rusia diundang ke Istana Kasunanan di Surakarta. Dalam rombongan tersebut terdapat gadis pemain biola yang dipersunting kakek Rendra dan kemudian mengabdi pada raja.

Gadis cantik itu tidak pernah kembali ke kampung halamannya dan lebih suka tinggal di tanah Jawa. "Sebagian kerusiaan sang nenek tetap berdomisili di benak Rendra yang selalu bergolak mencari keadilan demi kesentosaan orang biasa," ujar Villen.

Sementara itu, Counselor M Aji Surya mewakili Dubes RI Moskwa mengatakan, bagi masyarakat Indonesia, WS Rendra bagaikan pujangga Alexander Pushkin di Rusia.

Keduanya menyuarakan kebenaran, tidak takut dipenjara, dan tidak partisan. "Dua-duanya dicintai dan disegani semua unsur masyarakat, baik kawan maupun lawan," katanya.

Pada malam itu, Dosen Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, Lioubov Goriaeva, dengan suara lantang membacarakan "Sajak Rajawali". (*)

Selasa, 13 Oktober 2009

Tug Boat Tenggelam di Rohil

Selasa, 7 Juli 2009 | 23:12 WIB

DUMAI, TRIBUN - Sebuah tug boat milik Raga Mas TD VI yang menarik tongkang RGM Panel I bermuatan kayu log sebanyak 622 batang (636,10 m2), tenggelam di perairan Rohil, Sabtu (4/7) lalu.

Tug boat itu tenggelam akibat angin kencang yang ketinggian gelombang air laut mencapai 2,5 meter saat berlayar dari Sarang Welang Labuhan Bilik Sungai Beromabang, Sumut menuju PT RGM Rumbai Pekanbaru (perusahaan kayu lapis).

Beruntung dalam kecelakaan ini, delapan ABK tug boat selamat karena cepat berpindah ke tongkang dan Minggu (5/7) seluruh ABK di evakuasi oleh TNI AL dari Lanal Dumai.

Danlanal Dumai Kol Laut (P) Arif Sumarsono, ketika dikonfrimasi membenarkan bahwa pihaknya pada Minggu sore, pihaknya menerima laporan dari salah seorang shipping agency tentang adanya kecelakaan laut, dimana dari informasi yang didapat, pihaknya langsung memerintahkan Posal Radar yang berada di Sinaboi Kabupaten Rohil untuk segera deteksi dari titik tenggelamnya tug boat tersebut.

"Saya langsung meminta Posal Radar di Sinaboi untuk melakukan deteksi dari tenggelamnya tug boat itu. Berikutnya sekitar pukul 17.15 WIB, kembali saya memerintahkan Kal.II.1.38/Jemur untuk berangkat menuju lokasi tenggelamnya tug boat itu guna melakukan SAR di wilayah tug boat itu tenggelam," kata Arif.

Tentang penyebab tenggelamnya tug boat tersebut menurut Danlanal dari keterangan 8 ABK tug boat di Makolanal Dumai diketahui, tug boat yang menarik kayu log milik PT RGM tersebut, tenggelam akibat kondisi cuaca di wilayah perairan itu yang cukup buruk, sehingga tug boat terus diterpa gelombang laut hingga air masuk pada tug boat itu. (ibl/ema)

Minggu, 11 Oktober 2009

Tempointeraktif.Com - Kastil